Selasa, Agustus 18, 2009

Papaku Kumat lagi

Papaku kumat lagi. Penyakit stokenya kambuh. Hari senin, 27 Juli 2009 jam 2 lewat, Papa tiba-tiba kejang-kejang sampai mulut berbusa. Sempat tidak sadarkan diri. Ketika membaca SMS yang dikirimkan abangku jam 4 subuh, jantungku berdetup super kencang. Itu karena aku terlalu jauh tidak bisa segera pulang tiba-tiba untuk melihat dia. Hatiku sangat sakit…
Aku jadi berpikir apakah dia sakit gara-gara aku yang pergi jauh dari sampingnya secara selama ini aku memang tidak pernah hidup jauh dari keluargaku. Apalagi aku sekarang menjadi tulang punggung, anak yang paling diharapkan oleh orang tua. Semua beban jadi tertumpu di pundakku. Aku mempunyai responbility untuk menjaga mereka. Itu lah tujuan aku bekerja jauh di sini, berharap mendapat penghasilan yang lebih agar aku pun bisa memberikan mereka kehidupan yang lebih baik. Tapi…, Tuhan selalu mencobai diriku. Entah apa lagi yang Tuhan hendak lakukan untuk mencobaiku.
Aku merasa tidak berdaya dan tidak bisa menghindar dari semua cobaan ini. Aku hanya lah aku. Ampuni lah aku… Aku tau ini tidak baik, demi uang yang lebih aku mengorbankan keluargaku. Masih bisakah uang membeli namanya kehangatan berkumpulnya suatu keluarga? Itu pertanyaan yang sungguh menusuk relung hatiku yang kemudian membunuhku. Aku tidak bisa menjawabnya karena aku tidak memiliki jawaban.
Aku hanya berdoa waktu cepat berlalu dan September cepat tiba supaya aku bisa berkumpul segera dengan keluargaku. Bulan September di mana aku sidang meja hijau tanggal 5 september. Di susul dengan libur lebaran, tanggal 19-22 September.
Pekanbaru,30 Juli 2009

Tidak ada komentar: