Jumat, Desember 25, 2009

Oktober....

Judul folder buat blog bulan Oktober aku beri nama Apologize blog at Oktober. Padahal waktu aku mau buat judul blog bulan Oktober, aku masih blank dan tidak punya ide sama sekali, benar-benar cuman iseng doang kasih nama itu. Tapi setelah menjalani hari demi hari di bulan Oktober aku baru mengerti bahwa emang bulan Oktober itu bulan untuk maaf. Baik memaafkan maupun dimaafkan.
Aku kadang merasa seperti punya Six sense dimana aku bisa memperkirakan apa yang terjadi di masa depan. Ini memang sudah terjadi beberapa kali cuman biasanya aku baru menyadari kekuatan aku itu setelah kejadiaannya benar menjadi kenyataan. Huff….
Lupakan lah kelebihan aku itu untuk sementara, aku ingin membahas dulu kenapa aku bilang bulan Oktober itu bulan untuk maaf. Aku memang belajar memaafkan diri aku yang telah berbuat banyak kesalahan. Baik terhadap orang tuaku, saudara-saudara, teman-teman, mantan pacar dan pacarku. Aku merasa nasib sial yang menimpaku beberapa bulan beruntun ini pasti hasil karma dari sikap aku yang egois, arogan dan kesombonganku selama ini.
1. Aku harus kehilanggan Papa dan belum sempat mengucapkan maaf setelah sekian lama perang dingin di antara kami, yang akhirnya harus aku nyatakan memang hanya perang dingin yang tidak beralasan. Bodoh bukan, membenci orang tua yang sakit dengan tuduhan ‘kenapa dia harus sakit di saat aku butuh dia menafkahi aku?’ Setiap hari harus menatapnya dengan penuh kebencian dan terus bertanya kepada Tuhan, ‘kenapa aku harus dilahirkan di keluarga yang serba sulit dan orang tua sakit-sakitan seperti dia?’ Kejam dan durhaka. Sesaat setelah Papa meninggal baru aku sadar tidak ada gunanya membencinya dan terus mengajaknya perang di sisa hidupnya yang juga dia sendiri tidak menginginkannya akan terjadi seperti begini. Sekarang aku hanya bisa membaca doa untuknya setiap hari sembari berharap Tuhan mengirimkan permohonan maaf aku untuknya di sana.
2. Aku mulai kehilangan arah dan tidak sopan terhadap ibu. Aku terus melihatnya sebagai ibu yang lemah dan sama sekali tidak open minded. Dia tidak secerdik ibu-ibu teman aku yang bisa SMS, bermain Facebook, atau teknologi lainnya. Aku mencapnya sebagai orang paling kuno sedunia. Lagi-lagi aku salah. Minggu lalu ada masalah besar menimpaku dan mengakibatkan aku down ke jurang terdalam… and see who accompany me? No one other beside my Mum. Dia sengaja jauh-jauh dari Medan naik bus untuk menemani aku di saat aku down. Setiap hari selama seminggu dia terus memberiku support dan menenangkan diriku. Awalnya aku sudah tidak memiliki asa untuk hidup namun akhirnya aku berpikir at least aku masih harus hidup demi dia. Mama bilang aku adalah belahan hatinya, kehilanggan aku sama saja membunuhnya secara sadis. Aku mengerti posisi aku yang terlalu special buat dia, dan aku pun berjanji akan built new life, new hope and new dream demi dia. aku juga berjanji tidak akan menyia-yiakan dia lagi, seperti Papa. ‘Tidak ada yang bisa mencintai kita dengan tulus dan tanpa pamrih selain orang tua kita’. Ingat lah kata-kataku ini, teman.
3. Aku harus memaafkan Danie tetapi juga sekaligus berterima kasih kepadanya. Setidaknya dia telah member aku tiket untuk menyebrangi hidupku yang terasa begitu membosankan menjadi sedikit menenggangkan. Walaupun cuman sesaat manis di awal dan kemudiaan sekarang memberikan noda teramat hitam di hatiku. Aku tetap merasa ini lah karma buruk yang aku tuai setelah selama ini terlalu remeh dengan namanya cinta. aku merasa hebat tidak bisa jatuh cinta lagi dan inginmenguji apakah cinta bisa sehebat itu membuat aku yang telah mati untuk bisa kembali mencintai? Tapi lagi-lagi kesombonganku lah yang menghancurkan aku. justru cinta itu tumbuh lebih cepat daripada yang aku kira. Siapa yang sangka cinta itu menyebar lebih cepat daripada penyakit kanker yang diam-diam mengrogoti seluruh tubuhku sehingga akhirnya aku mati tidak berdaya? Aku memang telah buta karena cinta, aku tidak perduli lagi kata-kata orang tua, saudara dan teman-teman yang selalu memperingatkan agar aku jangan terlalu mudah percaya dengan orang yang baru aku kenal. Aku sudah pernah menuliskan bahwa dia tiba-tiba hadir di hidupku yang hitam dan putih, membuatnya sungguh berwarna, aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Cintaku benar-benar tulus kepadanya. Ini pertama kalinya aku belajar mencintai seseorang dengan utuh, setia, dan dewasa. Namun, apa yang aku dapatkan? KEBOHONGAN! Adilkah ini?
Dia datang dengan seribu cerita kehidupan dia yang teramat membiusku untuk percaya seutuhnya bahwa dia memang hadir di kehidupanku untuk menata hidupku lebih berwarna. Tapi semua itu hanya keping-kepingan yang tersebar. Aku seperti sedang menyusun puzzle dan mencoba menarik hubungan cerita yang satu dengan yang lain karena dia memang tidak pernah menceritakan secara utuh. Itu yang membuatku curiga tapi lagi-lagi aku dibutakan oleh cinta.
Maaf, aku terlalu mendewakan dirinya. Sampai saat ini aku sendiri belum yakin bahwa puzzle itu telah tersusun sempurna atau belum. Gambar masih buram dan terlihat abu-abu. Aku sama sekali tidak bisa menebak siapa diri dia sebenarnya dan untuk apa dia tiba-tiba hadir di kehidupanku. Mengembirakan aku tapi seketika itu pula memporak-porandakan hatiku.

Pekanbaru, 22 Oktober 2009

1 komentar:

Indo Luxor mengatakan...

hope u r happy.... (^,^)v