Minggu, Mei 10, 2009

Putus lagi, hahahaha

Terasa baru aja kemarin aku nulis tentang ‘Putus, lagi!’ di blog ku ini eh, semalam tiba-tiba aku dapat SMS yang mengabari aku bahwa salah satu teman segenk aku waktu SMA dulu, juga putus.
Intinya bunyi SMS itu selain mengabari juga memberi aku mandate untuk segera menelepon si K dan menghiburnya.
Tentu saja aku jadi penasaran dan pengen tau apa yang sedang terjadi sama si K tapi kalau tiba-tiba aku SMS dan to the point menanyakan perihal putusnnya dia juga bukan suatu hal yang bijaksana.
Aku mencoba mencari tau dulu dari temanku si-F, misalnya tentang masalah penyebab putusnya, bagaimana ceritanya, dll. Setelah dapat informasi yang memadai, aku berusaha mencernanya dan berusaha mencari akal alasan tepat apa yang bisa aku gunakan untuk menghubungi si-K.
Malamnya aku menelepon si-K. Awalnya berbasa-basi, putar-putar tidak jelas akhirnya, baru berani bertanya bagaimana hubungannya dengan pacar. Dari awal K mengangkat telephone aku dapat merasakan bahwa dia sedang tidak baik untuk diajak berbicara tentang si pacar (sekarang mantan). Suaranya lemah, sedih, dan tidak bersemangat. Cara bicaranya pun terputus-putus seperti sedang menahan air mata. Aku jadi tidak enak hati meleponenya malam itu. tapi, aku terus menerapkan teknik couching yang baik, bertanya dengan penuh hati-hati. Hasilnya sih tidak banyak, informasi yang aku peroleh malam itu intinya adalah dia sedang tidak bisa cerita banyak dan hanya menegaskan bahwa dia sudah tidak punya hubungan apa-apa dengan si cowok.
Aku dapat memaklumi keenganan si-K untuk berbicara banyak tentang masalah pribadinya di saatnya emosinya naik turun. Setelah telephone ditutup aku pun menghubungi temanku yang lain si-N. di situ aku bercerita banyak, sharing dan mencoba mencari solusi terbaik buat si-K. si-N juga cerita bahwa dia dan F sudah banyak menasehati si-K agar jangan terus larut dalam kesedihan.
Seperti tulisan diblogku kemarin bahwa ketika kita baru putus, perasaan kita campur aduk. Terasa sakit banget, bahkan seperti mau mati! Di saat aku sudah bisa mengendalikan perasaanku sendiri dan sudah bisa menerima kenyataan bahwa tidak ada yang perlu disesali lagi, membuatku better. Aku jadi mengecam sikapnya yang terus larut dan jatuh dalam kesedihan. Aku mengangap kenapa harus jadi lemah hanya gara-gara putus cinta? mengapa kita harus jadi orang yang tertutup hanya gara-gara ditinggalkan cinta?
Nah, aku bercermin sekarang dan menemukan jawabannya. Di saat aku sedang menjadi orang yang tegar aku jadi tidak bisa melihat dari dua sisi yang berbeda. Aku seakan lupa dulu sakitnya aku ketika baru putus.
Hari ini aku mencoba meikirkannya kembali dan mencoba mengurai benang kusut dari sudut pandang aku sendiri (semoga saja si-K bisa menerima tulisanku ini).
Dapat aku maklumi kenapa temanku itu begitu menderita, seakan belum dapat menerima dirinya diputusin oleh pacarnya. Hal itu karena selama ini Si-K tertalu bergantung pada si cowok, mulai dari masalah tugas, antar-jemput dan sebagainya. Si-K merasa dia menemukan seseorang yang tepat untuk pengganti ayahnya yang telah meninggal sejak dia SD. Secara tidak sadar justru si-K (yang dianggap manja) yang membuat si-cowok merasa tertekan, dan capek. Bagaimana yah, di satu sisi aku menilai si-K memang pantas dong manja sama pacarnya sendiri, kalau bukannya sama pacar sendiri lantas mau manja sama siapa? Benar kan?, di sisi lain aku jadi berpikir kenapa selama ini si-K yang terlihat mandiri, tegar, ulet berubah jadi lemah, manja, dan tidak berdaya ketika telah berpacaran?
Kembali lagi aku mengutuki ‘Cinta’. ini terlalu pelik untuk dijelaskan. Aku dapat merasakan bagaimana hancurnya hati temanku, karena aku melihat mereka mulai dari nol. Si-K mencintai cowoknya bukan dari harta. Itu terbukti. Bukan apa-apa ketika mereka baru jadian, si cowok sama sekali tidak punya apa-apa, bahkan kendaraan pun tidak punya.
Mereka rela melewati masa-masa sulit, di mana si cowok sempat dipandang rendah oleh kelaurga si-K. namun toh itu semua masih bisa mereka lewati dengan acungan jempol kami teman satu genk-nya. Si-K menemani cowoknya kemana-mana dengan kendaraan umum seperti beca mesin, menemani si cowok sampai si cowok tamat kuliah dan sekarang mendapat pekerjaan yang layak dan memiliki kemampuan materi yang lebih. Kenapa di saat kelegaan materi sudah didapat si cowok melupakan begitu saja siapa yang telah berjasa sehingga dia bisa seberhasil sekarang?
Tidak habis pikir memang, aku kira si cowok akan melembutkan hati untuk membicarkan semuanya lagi, baik-baik. Toh, sifat bisa diubah. Si-K saja dulu bisa mengerti keadaan si cowok dan dengan rela mau menjalani pacaran dengan konsep sederhana. Kenapa tiba-tiba sekarang yang satu malah menyerah hanya gara-gara hal yang sepele? Coba deh dipikirkan lagi.
Menemukan seseorang yang dapat mencintai kita dengan tulus dan konsep yang sederhana itu sangat sulit. Kita hanya dapat menemukan salah satu dan tidak bisa memenuhi semua keinginan kita 100%. Tidak ada pacar yang sempurna di dunia ini. Jika dia telah dapat menerima keadaan kita tanpa cela, kenapa kita harus menuntut dia dapat melakukan hal yang lebih daripada itu?
Memang ada saatnya kita merasa pacar kita saat ini tiba-tiba menjadi orang yang paling tidak mengerti kita tapi coba juga pikirkan apakah kita selama ini sudah cukup mengerti dirinya?
Tidak mungkin akan ada perselisihan jika masih ada cara untuk mengkomunikasikan. Semoga saja aku dapat lebih netral menanggapi masalah kalian berikutnya.
Bagi yang ingin mengomentari tulisanku ini atau sedang mengalami masalah yang sama. Silahkan mampir di Pinkpinnysspecialblog.blogspot.com atau email pribadi SilviaPinny@yahoo.com.
Medan, 26 April 2009

kamu mungkin punya solusi

Dalam pikiran aku sekarang setelah wisuda mau gimana?, setelah keluar dari kerja lama mau buat apa? Mau cari kerjaan yang seperti apa? Mau kerja yang bagaimana? Gajinya mau berapa? Terus mau nikah umur berapa? Mau cari pasangan yang gimana? setelah nikah mau gimana? Mau punya anak berapa? Setelah punya anak mau kerja lagi atau tidak? Mau jadi ibu rumah tangga aja atau jadi wanita karier? Ribet yah pikiranku. Untuk wanita seumuran (21 tahun, aku merasa baru kemarin deh tamat sekolah dengan rok abu-abu, eh tau-taunya umurku sudah terus bertambah) aku berpikiran sepanjang gitu normal tidak sih? Aku merasa hidupku tidak normal, selalu terbebani dengan pikiran-pikiran negative sehingga akhirnya gitu deh terbebani sendiri. Merasa hidup itu kok berat banget untuk dihadapi. Soalnya dari semua pertanyaan yang aku tulis tadi, jawabannya bakal sambung-menyambung jadi satu (kayak lagu kebangsaan Indonesia yah?) yang akhirnya ujung-ujungnya aku jadi takut ngebayanginnya.
Kalau saja aku bisa memilih aku tidak ingin hidup di sini dan seperti ini. Bukannya aku tidak bersyukur dan menyadari hidupku ini tidak berjalan sesuai dengan rencanaNya (ih, religius banget yah?) tapi aku tidak sanggup menghadapi hidup yang kompleks ini apalagi tidak didukung oleh keluarga yang solid. Kadang, aku tidak tau mesti cerita dimana, tentang semua impian-impian aku, target-targetku, kerjaan kantor aku, masalah kesehatanku, belum lagi sharing tentang pikiran aku yang panjang-panjang di atas?
Aku memang kesepian, dan bukan berarti lantas aku jadi wanita jablay, aku tetap merasa aku cukup mandiri di dunia ini, dan sedikit menutup mata dengan namanya cinta (alias membiarkan orang datang dan pergi sesuka hatinya, mirip lagu siapa yah?) dan merasa aku tidak perlu someone special untuk menemani hari-hariku, mengisi hari-hariku, selalu siap memberikan telingga dan hatinya untuk mendengar curhatanku, atau selalu siap memberikan bahunya untuk menopang aku di saat aku letih perasaan sekaligus motivator aku tapi itu semua merupakan wujud kerinduan hati aku yang terdalam. Aku tidak minta Tuhan menurunkan malaikat setampan bradpritt, sekaya atau seperfect Price William untuk jadi pasangan aku, aku cuman minta criteria seperti yang aku idamkan. Cukup simple, bukan? Ini lah aku wanita dengan segenap kesimpelannya, dengan segenap kekeurangannya namun masih berharap Tuhan itu baik (dan akan selalu baik).
Maaf deh jika aku berubah jadi melankolis, soalnya aku mesti bertarget dari sekarang dan tidak ingin hidup hanya let it flow atau gone by wind, aku mesti menyusun target mulai dari kuliah, kerja, sampai pasangan. Karena, semakin lama aku hanya terduduk memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi semakin lama aku membiarkan hidupku ini dihantui ketakutan kegagalan. Aku hanya mencoba, selanjutnya aku tetap serahkan sesuai dengan rencanaNya. Mohon doanya teman-teman.nah, yang mau ikutan sharing tentang tulisan terbaru aku ini silahkan saja akses blog aku di pinkpinnysspecialblog.blogspot.com atau email saja ke SilviaPinny@yahoo.com atau FS di “Pink” atau FB “Pinkpinny”.
I life until now because onething maybe it’s you…. Thanks
Medan, 18 April 2009

Putus, lagi

Putus, emang terasa sakit banget. Seperti mau mati. Kalau orang yang belum pernah patah hati pasti deh ngejekin bahwa kita lebay! Padahal sama sekali tidak dibuat-buat, tidak direkayasa, atau semacamnya, nature aja.
Muka pasti bawaanya sendu aja, mulut terkunci rapat atau ada yang lebih dramatis, air mata bawaannya mau keluar terus, terus dan terus.
Itu lah buktinya, maha karya Tuhan yang namanya Cinta. Banyak dipuja tapi tidak sedikit pula orang menyumpahinya (salah satunya aku) karena selama 23 tahun aku hidup di dunia, terasa tidak ada nikmat-nikmatnya Cinta itu aku rasakan. Hahaha… Hiperbola banget!
Seperti kata pepatah seorang teman satu kantorku, “bukan perpisahan yang aku sesali tetapi pertemuan itu lah yang aku sesali.”
Lagi-lagi aku harus mengeluarkan kata bijak yang tidak bosan-bosannya aku lafalkan, “jika melepaskan merupakan satu-satunya cara terbaik untuk membuat dirimu dan dirinya bahagia, maka lepaskan lah dia. Jika memilikinya sama saja hanya akan membuat kamu dan dirinya menderita batin maka lebih baik jangan berusaha untuk mempertahankannya. Karena memeluknya erat tidak akan membuat dunia menjadi lebih baik. Kadang ada saat tertentu kita harus melepasnya. Membiarkan dia hidup bebas dan mengepakkan sayap terbang meninggalkan kita. Supaya kita pun akan diberikan kemampuan yang sama, dianugerahkan orang yang lebih baik.”
Komentar dan Curhat kalian selalu aku rindukan, Pinkpinnysspecialblog.blogspot.com atau email pribadi SilviaPinny@yahoo.com.
Medan, 13 April 2009