Senin, September 13, 2010

Surat Dari Tuhan untukmu

KEPADA: KAMU
TANGGAL: HARI INI
DARI: TUHAN
PERIHAL: DIRI KAMU
Referensi: KEHIDUPAN

Aku Tuhan, hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu.
Aku tidak butuh bantuanmu.
Jadi, salam sejahtera dan Aku mencintaimu selalu.

Catatan: Dan ingat…
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri,
jangan berusaha
menyelesaikan masalah itu. Tetapi, letakkanlah masalah itu di dalam doamu
(Untuk diselesaikan
Oleh Tuhan). Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku
tentukan sendiri. Semua
masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi
sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu.

Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam doamu, janganlah kamu
pikirkan dan khawatirkan.
Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal baik yang sedang terjadi padamu
sekarang.

Bila kamu terjebak kemacetan dijalan, janganlah marah, sebab masih banyak
orang didunia ini
yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa
masih banyak orang yang
menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang
belum pernah merasakan
mencintai dan dicintai.

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang
harus lembur siang
malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.

Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah,
pikirkanlah orang-
orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri
seperti kamu sekarang.

Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih,
sebab mempunyai rambut
hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan
kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan
hidupmu ini?
Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang
cukup lama untuk
merenungi hidup mereka.

Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan
kekecewaan orang lain,
ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang
merasakan kemarahan &
kekecewaan tersebut!

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima
kasih. Kamu telah
menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu
bayangkan!

Salam sejahtera selalu,

TUHAN

God has seen you struggling,
God says it's over.

Tiada ketekunan yang tidak membawa hasil

Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.


Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.


Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.


Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya-andre McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.


Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.


Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.


Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi 'barang dagangan' yang sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.


Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar 'menyatukan' komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.

TIADA KETEKUNAN YANG TIDAK MEMBAWA HASIL...

Bahan Renungan

Bahan renungan

Ada pepatah Cina kuno mengatakan:

dengan MELIHAT, aku TAHU
dengan MENDENGAR, aku MENGERTI
dengan MENJALANI, aku PAHAM

Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia.

Beberapa cerita berikut ini menggambarkannya...

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya
pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari
ini?" Si sopir menjawab,

"Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa
penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya
lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?".Supirnya
menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak
selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya
selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan
bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai,
tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur
akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa
kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita
inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.

Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan,
pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih
merasa kurang.

Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda
begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil
mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak
uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita
terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah
mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat.
Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi,
betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah
menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya.


Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya".
Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal,
tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka
miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,
tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak
tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus
pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di
sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan
syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.


Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan,
pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan
menjadi lebih menyenangkan.


Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan
orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang
Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh
karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah
lama rusak.

Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki,
tapi tetap ceria karena masih bisa mempergunakan
tangannya. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan
mulai mengucap syukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah
adanya kecenderungan membanding-bandingkan diri kita
dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung.
Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai,
lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih
kaya dari kita.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari
rumput di pekarangan sendiri.

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam,
"Lulu, Lulu."

Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang
dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi
gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung
manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut
melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di
tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya
masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian
menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan
Lulu."...

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa
yang kita miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas
hati yang tertinggi.

Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang sedang
terapung dilaut karena kapalnya karam, namun tetap
berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab,
"Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah
meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau
berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat
berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati
tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan
berjumpa dengan anak pertama saya di surga."


Sungguh temanku, rasa syukur itu memang sangat luuaar
biasa dan teramat sangat membahagiakan hati, meskipun memang terkadang sangat sulit meski hanya untuk bersyukur !

Love

A student asks a teacher, "What is love?"


The teacher said, "in order to answer your question, go to the wheat field and choose the biggest wheat and come back.


But the rule is: you can go through them only once and cannot turn back to pick."


The student went to the field, go thru first row, he saw one big wheat, but he wonders....may be there is a bigger one later.



Then he saw another bigger one... But may be there is an even bigger one waiting for him.


Later, when he finished more than half of the wheat field, he start to realize that the wheat is not as big as the previous one he saw, he know he has missed the biggest one, and he regretted.


So, he ended up went back to the teacher with empty hand.


The teacher told him, "...this is love... You keep looking for a better one, but when later you realise, you have already miss the person...."


"What is marriage then?" the student asked.


The teacher said, "in order to answer your question, go to the corn field and choose the biggest corn and come back. But the rule is: you can go through them only once and cannot turn back to pick."



The student went to the corn field, this time he is careful not to repeat the previous mistake, when he reach the middle of the field, he has picked one medium corn that he feel satisfy, and come back to the teacher.



The teacher told him, "this time you bring back a corn.... You look for one that is just nice, and you have faith and believe this is the best one you get.... This is marriage.”